Selasa, 18 Oktober 2011

Kesuburan Wanita

NERA (30), seorang PR Consultan sebuah perusahaan asing sudah lima tahun menikah dengan Bagas (32), seorang Manager Bank Swasta. Namun, belum juga dikaruniai momongan. Padahal berdasarkan pemeriksaan, organ reproduksinya tidak ada masalah. Tubuhnya pun sehat. Wah, bisa jadi ada yang menghalangi kesuburannya. Yuk cari tahu apa saja penyebabnya!

Stres

Gaya hidup ternyata berperan besar dalam menyumbang angka kejadian infertilitas, berkisar 15-20 persen. Kehidupan yang kompetitif membuat banyak orang gampang cemas, stres -memicu otak untuk mengirim sinyal yang memengaruhi hormon pengendali ovulasi, bahkan sampai depresi.

Penelitian di Departemen Fisiologi, Medical College of Hoigo (AS) menyebutkan stres bisa menurunkan kualitas hormon testoteron, sperma, juga kualitas sel telur. Stres juga mengganggu keintiman, hingga menurunkan hasrat untuk berhubungan intim.

Cara terbaik mengontrol stres adalah melakukan relaksasi pernapasan yang menenangkan tubuh dan pikiran. Caranya, hirup dan hembuskan napas dalam-dalam secara perlahan.

Merokok

Rokok mengandung puluhan zat berbahaya. Bagi laki-laki merokok dapat menyebabkan; gerak sperma lambat, jumlahnya menurun dan sebagian mati. Sementara bagi wanita, merokok dapat menghambat ovulasi (keluarnya sel telur dari indung telur ke saluran tuba). Racun pada rokok juga dapat memengaruhi lendir leher rahim sehingga menghalangi mampirnya sel sperma ke sel telur.

Alkohol

Mengonsumsi alkohol lebih dari dua gelas untuk laki-laki dan lebih dari satu gelas untuk wanita dalam satu hari dapat mengurangi kesuburan. Pada wanita, konsumsi alkohol berlebihan memperburuk metabolisme estrogen serta progesteron. Akibatnya, proses pembuahan sel telur oleh sperma sulit terjadi. Sedangkan pada pria, akan memperlambat kecepatan gerak sperma, dan menurunkan volume air mani yang mengakibatkan berkurangnya produksi sperma.

Kafein

Kafein dapat menekan produksi hormon estrogen dan progesteron, sehingga menghambat terjadinya ovulasi. Kafein juga dapat mengurangi kandungan darah dalam hormon prolaktin sehingga mengganggu siklus haid akibatnya fertilisasi pun rendah.

Polusi Udara

Polusi asap rokok, asap kendaraan bermotor dan asap pabrik sarat timbal (Pb) terbukti menurunkan kualitas sperma dan sel telur. Polutan penghasil oksida nitrogen, timah atau pestisida disinyalir mengganggu keseimbangan hormon dan memengaruhi kesehatan sel telur dan sperma.

Harry Moore, ahli reproduksi dari Reproductive and Developmental Medicine Universitas Sheffield (Inggris) mengungkap, besarnya kemungkinan abnormalitas sel telur dan sperma, kemandulan bahkan kanker adalah akibat polusi udara.

Menyetir Mobil atau Motor

Penelitian Dr. Michele De Rosa dari University of Naples Federico II (Italia) mengungkapkan, oksida nitrogen, timah, oksida belerang, dan karbon monoksida yang terkandung dalam gas buangan kendaraan bermotor, menurunkan kualitas sel telur dan sperma. Kemacetan di jalan pun semakin memperlemah gerak sperma. Selain itu, suhu panas dari mesin kendaraan memengaruhi daya tahan sperma. Itu sebabnya Dr. De Rosa mengklaim orang yang menghabiskan 6 jam atau lebih berkendaraan per hari, kesuburannya bisa terganggu.

Kegemukan

Timbunan lemak dapat mengganggu kinerja organ tubuh, termasuk organ-organ reproduksi. Kadar kolesterol yang tinggi juga akan mengganggu keseimbangan hormonal sehingga siklus haid terganggu; bisa berupa haid terlambat, tidak haid sama sekali dalam beberapa bulan meski tidak hamil, atau sebaliknya justru keluar terus tapi tidak teratur. Gangguan ini berpengaruh langsung pada perhitungan matangnya sel telur. Begitu pula jika tubuh Moms terlalu kurus.

Obat-obatan

Obat-obatan tertentu yang termasuk golongan narkotik maupun obat-obatan kedokteran, seperti beberapa jenis antibiotik, obat darah tinggi, obat sakit mag, obat anti kejang, maupun obat-obatan yang digunakan dalam terapi melawan kanker, dapat menurunkan kesuburan wanita dan memengaruhi kualitas sperma.

Usia

Memasuki usia 35 tahun, kesuburan wanita akan menurun dan semakin menurun drastis pada usia 37 tahun sampai akhirnya masuk ke masa menopause di atas 40-45 tahunan. Sebaliknya, usia tidak membatasi tingkat kesuburan pria dimana “pabrik sperma” akan terus memroduksi sel-sel sperma selama anatominya normal.
(Mom& Kiddie//tty)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar